Ekonomi & BisnisMancanegaraNewsRagam

Harga Minyak Dunia Turun, Brent di Rp1,01 Juta per Barel Jelang Rapat OPEC+

×

Harga Minyak Dunia Turun, Brent di Rp1,01 Juta per Barel Jelang Rapat OPEC+

Sebarkan artikel ini
Logo OPEC terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada 8 Oktober 2023. REUTERS

Jakarta, NusantaraTop.co – Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Kamis (4/9), melanjutkan penurunan lebih dari 2% di sesi sebelumnya. Para investor dan pelaku pasar tengah menanti rapat OPEC+ akhir pekan ini, di mana para produsen minyak diperkirakan akan membahas rencana kenaikan target produksi.

Harga minyak mentah Brent turun 46 sen atau 0,7% menjadi US$67,14 per barel atau sekitar Rp1,01 juta per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 47 sen atau 0,7% menjadi US$63,50 per barel, setara Rp952.500 per barel (kurs Rp15.000/US$).

Delapan negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), menurut sumber Reuters, akan mempertimbangkan peningkatan produksi pada Oktober mendatang dalam rapat yang dijadwalkan Minggu. Langkah ini bertujuan untuk merebut kembali pangsa pasar minyak dunia.

“Minyak mentah Brent kembali tertekan karena OPEC+ mempertimbangkan untuk menambah pasokan di kuartal IV. Jika terealisasi, surplus pasokan bisa semakin besar, terutama di musim permintaan rendah,” kata analis ANZ Research dalam catatan untuk klien.

Sebelumnya, OPEC+ telah sepakat menaikkan target produksi sekitar 2,2 juta barel per hari dari April hingga September, ditambah peningkatan kuota 300.000 barel per hari khusus Uni Emirat Arab.

Meski produksi terus meningkat, harga minyak Timur Tengah tetap menjadi yang tertinggi di dunia. Hal ini memperkuat keyakinan Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya untuk meningkatkan produksi, menurut laporan Haitong Securities.

Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, mengatakan OPEC+ tampaknya kini lebih nyaman dengan harga Brent di kisaran US$60–65 per barel (Rp900 ribu–Rp975 ribu), dibanding target sebelumnya US$70 per barel (Rp1,05 juta). Jika Brent jatuh ke kisaran ini, harga WTI bisa berada di US$58–60 per barel (Rp870 ribu–Rp900 ribu), yang dapat menekan pertumbuhan pasokan minyak serpih AS.

Sementara itu, pasar juga menunggu data resmi stok minyak mentah AS yang akan dirilis Kamis, sehari lebih lambat dari biasanya karena libur nasional di AS pada Senin lalu.

Data American Petroleum Institute (API) yang dirilis Rabu menunjukkan stok minyak mentah AS naik 622.000 barel pada pekan yang berakhir 29 Agustus, berlawanan dengan perkiraan analis yang memperkirakan penurunan 2 juta barel.(red)

Sumber : Reuters

Editor : Pahotan M Hutagalung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *