Doha, NusantaraTop.co – Ibu kota Qatar, Doha, diguncang serangkaian ledakan pada Selasa (9/9/2025) setelah militer Israel mengonfirmasi melakukan serangan udara yang menargetkan pimpinan senior kelompok Hamas. Operasi tersebut dinamakan “Summit of Fire” oleh militer Israel.
“IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan Israel) melakukan serangan presisi yang menargetkan kepemimpinan senior organisasi teroris Hamas,” demikian pernyataan militer Israel.
“Selama bertahun-tahun, para pemimpin Hamas ini memimpin operasi organisasi teroris tersebut, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober 2023, serta mengatur dan memimpin perang melawan Negara Israel.”
Seorang pejabat militer Israel yang dikutip AFP membenarkan bahwa serangan udara tersebut dilakukan di Doha dengan sasaran pimpinan Hamas di pengasingan. Kepala Staf Umum IDF, Eyal Zamir, sebelumnya berjanji akan memburu pimpinan Hamas di luar negeri.
“Sebagian besar pimpinan Hamas berada di luar negeri, dan kami akan menjangkau mereka juga,” tegas Zamir pada 31 Agustus lalu.
Qatar: Serangan Pengecut dan Pelanggaran Hukum Internasional
Qatar, yang selama ini dikenal sebagai tempat tinggal para pemimpin Hamas dan mediator utama negosiasi antara Israel dan Palestina, mengecam keras serangan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyebutnya sebagai “serangan pengecut” dan “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional”.
“Negara Qatar mengutuk keras serangan pengecut Israel yang menargetkan gedung perumahan anggota Biro Politik Hamas di ibu kota Doha. Ini adalah serangan kriminal dan ancaman serius terhadap keamanan warga Qatar serta penduduk negara ini,” tulis Ansari di akun X.
Ansari menegaskan bahwa pihak berwenang Qatar telah mengambil langkah cepat untuk mengamankan lokasi dan melakukan investigasi tingkat tinggi. Ia menegaskan Qatar tidak akan mentolerir tindakan “ceroboh” Israel yang mengganggu stabilitas kawasan.
Dampak Terhadap Negosiasi Gencatan Senjata
Serangan ini berpotensi memperumit perundingan gencatan senjata di Gaza serta upaya pembebasan sandera yang ditahan Hamas pasca serangan 7 Oktober 2023. Qatar telah lama menjadi mediator kunci antara kedua pihak, dan serangan ini dapat memperburuk ketegangan diplomatik.
Israel: Hamas Tidak Akan Pernah Aman
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, memuji keputusan militer Israel yang disebutnya sebagai “eksekusi sempurna”.
“Teroris tidak memiliki dan tidak akan pernah memiliki kekebalan dari tangan panjang Israel di mana pun di dunia,” tulis Smotrich di X.
Seorang pejabat Gedung Putih yang dikutip AFP mengonfirmasi bahwa Israel telah memberi tahu Amerika Serikat tentang operasi ini sebelumnya.(red)