Kathmandu, NusantaraTop.co – Gelombang protes besar-besaran di Nepal memasuki hari kedua dengan aksi kekerasan yang menargetkan sejumlah tokoh politik. Mantan Perdana Menteri Nepal, Sher Bahadur Deuba, dan istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, diserang massa di kediaman mereka di Budanilkantha, Kathmandu.
Rekaman yang beredar menunjukkan Deuba mengalami luka di wajahnya akibat serangan massa. Sebelum aparat tiba untuk mengevakuasi pasangan tersebut, rumah pribadi mereka dirusak dan dijarah.

Aksi Generasi Z: Bakar Gedung dan Kantor Pemerintah
Protes yang dipimpin oleh anak muda generasi Z ini berubah menjadi kerusuhan besar. Sejumlah rumah pejabat, gedung kementerian, kantor partai politik, hingga kantor polisi dibakar massa. Di beberapa wilayah Kathmandu, massa bentrok sengit dengan aparat, menciptakan situasi bak medan perang.
Seorang demonstran terekam menendang Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel hingga terjatuh di jalanan Kathmandu ketika dikejar massa.
“Hentikan larangan media sosial. Hentikan korupsi, bukan media sosial,” teriak massa dalam aksi protes.
https://x.com/in_depthstory/status/1965350513983316171
19 Orang Tewas, PM Oli Mundur
Kerusuhan ini dipicu larangan akses media sosial secara nasional yang diberlakukan pemerintah Nepal sejak Jumat lalu. Larangan itu mencakup Facebook, YouTube, X (Twitter), dan 26 platform tidak terdaftar lainnya.
Kebijakan tersebut memicu kemarahan publik dan menambah daftar panjang tuduhan korupsi serta kesalahan pengelolaan negara. Hingga Selasa (9/9/2025), aksi protes telah menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Menghadapi tekanan publik yang semakin besar, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mencabut larangan media sosial dan mengundurkan diri dari jabatannya.
Slogan seperti “KP Chor, Desh Chodd” (KP pencuri, tinggalkan negara) dan “Take Action Against Corrupt Leaders” menggema di jalan-jalan Kathmandu. Ribuan pemuda memenuhi ruang publik, menunjukkan kemarahan terhadap elit politik Nepal.(red)
Sumber : NDTV World