Sydney, NusantaraTop.co – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama para pemimpin lembaga antariksa global dan perwakilan pemerintah dari seluruh dunia berkumpul telah untuk membahas kelanjutan penerapan Artemis Accords seperangkat prinsip praktis yang dirancang untuk memandu eksplorasi bertanggung jawab ke Bulan, Mars, dan wilayah luar angkasa lainnya.
Pertemuan tersebut digelar dalam rangkaian Kongres Astronautika Internasional (IAC) ke-76 di Sydney, Australia. Dalam sambutan pembukaannya, Pelaksana Tugas Administrator NASA Sean Duffy menyoroti peringatan lima tahun peluncuran Artemis Accords yang akan jatuh bulan depan.
“Ketika Presiden Trump meluncurkan Artemis Accords pada masa jabatan pertamanya, ia memastikan nilai-nilai Amerika memimpin arah membentuk koalisi negara-negara untuk menetapkan aturan di luar angkasa dan memastikan eksplorasi tetap damai. Setelah lima tahun, koalisi ini semakin kuat. Ini penting karena kita berupaya mengalahkan China ke Bulan bukan sekadar meninggalkan jejak kaki, tetapi untuk tinggal di sana secara berkelanjutan,” ujar Duffy.
Diluncurkan pada 13 Oktober 2020, Artemis Accords ditandatangani oleh Amerika Serikat bersama tujuh negara pendiri lainnya. Dokumen ini dibentuk sebagai respons terhadap meningkatnya minat global terhadap aktivitas bulan oleh pemerintah maupun sektor swasta. Hingga kini, sebanyak 56 negara telah menjadi penandatangan — mewakili hampir 30 persen negara di dunia.
Acara tersebut dipimpin bersama oleh NASA, Badan Antariksa Australia (ASA), dan Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA). Puluhan negara hadir, memperkuat pondasi kerja sama eksplorasi antariksa yang disebut sebagai era keemasan inovasi dan penemuan.
“Australia bangga menjadi salah satu negara pendiri Artemis Accords dan berkomitmen mendukung penandatangan baru di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Kepala ASA Enrico Palermo. “Tujuan utama dari kesepakatan ini tetap sama, bahkan semakin relevan sekarang — memastikan eksplorasi ke Bulan, Mars, dan seterusnya dilakukan secara damai, aman, dan berkelanjutan.”
Selama pertemuan, para pemimpin membahas rekomendasi untuk mencegah interferensi antarnegara dalam kegiatan antariksa, termasuk transparansi peluncuran, lokasi pendaratan, serta pengelolaan sampah orbit dan interoperabilitas sistem demi keselamatan operasi di luar angkasa.
Sebelumnya, pada Mei 2025, Uni Emirat Arab menjadi tuan rumah lokakarya Artemis Accords yang membahas transparansi, pendaftaran benda antariksa, serta pelaporan kegiatan di luar orbit Bumi.
“Melalui partisipasi aktif kami dalam Artemis Accords, kami ingin memperkuat prinsip transparansi, keberlanjutan, dan inovasi dalam kegiatan luar angkasa,” kata Menteri Olahraga dan Ketua Badan Antariksa UEA Ahmad Belhoul Al Falasi. “Kami berkomitmen memperluas kerja sama internasional dan membuka peluang baru bagi penelitian ilmiah untuk memastikan eksplorasi luar angkasa berjalan secara aman dan bertanggung jawab.”
Dalam beberapa bulan mendatang, lebih banyak negara diperkirakan akan bergabung dalam Artemis Accords, seiring upaya NASA membangun masa depan luar angkasa yang aman, damai, dan makmur bagi seluruh umat manusia.(red)
Sumber : NASA
Editor : Pahotan M Hutagalung